Kamu pernah merasa hidup ini seperti film drama tanpa ending yang jelas? Udah usaha maksimal, tapi hasilnya nihil. Udah rajin berdoa, tapi jawaban Tuhan kayak paket COD yang nggak dikirim-kirim. Rasanya pengin rebahan selamanya, tapi sayangnya tagihan listrik nggak bisa dibayar pakai air mata.
Nah, kalau kamu lagi di titik ini, aku cuma mau bilang: jangan disakiti dirimu sendiri, Bro, Sis, Bestie, atau apapun panggilan sayang favoritmu. Aku paham kok, kadang hidup ini terasa kayak sinetron azab, tapi kalau mau cari pelampiasan, kenapa nggak coba sesuatu yang lebih… stylistic? Kayak potong rambut, mewarnai rambut, atau manjangin rambut!
Karena, mari kita jujur, cara itu jauh lebih masuk akal daripada ngelakuin hal-hal yang bisa bikin orang-orang terdekatmu panik dan bikin urusan jadi makin ribet.
Potong Rambut: Ritual Awal Kehidupan Baru
Kalau kamu habis putus, habis di-PHP-in HRD, atau merasa dunia ini terlalu berat untuk ditanggung sendirian, potong rambut bisa jadi solusi tercepat dan termurah untuk memulai hidup baru.
Ada sesuatu yang magis saat rambut jatuh ke lantai, dan kamu melihat refleksi baru di cermin. Kayak di film-film, momen ini bisa jadi simbol bahwa kamu sudah siap meninggalkan masa lalu yang pahit. Orang-orang yang melihat perubahan ini bakal mikir:
“Wow, dia berubah.”
Padahal kita sama-sama tahu, kamu cuma pengin sesuatu yang beda biar nggak bosen.
Dan ini bukan sekadar teori. Lihat aja seleb-seleb Hollywood! Tiap kali mereka habis cerai atau habis ngalamin skandal, pasti langsung potong rambut. Artis Indonesia juga sama, dari jaman Inul sampe Agnez Mo, potong rambut tuh jadi tanda seseorang lagi dalam fase reborn. Jadi, kalau kamu lagi di fase galau, kenapa nggak ikut tren ini?
Lagian, potong rambut itu lebih hemat dibanding terapi. Nggak perlu bayar jutaan, cukup dateng ke tukang cukur, bayar 20-50 ribu, dan voila! Kamu langsung punya tampilan baru yang fresh.
Tapi ingat, jangan asal potong! Jangan sampai masuk salon dengan perasaan labil, terus keluar dengan potongan rambut ala tentara Korea tanpa persiapan mental. Itu malah bisa bikin stres naik level.
Mewarnai Rambut: Stres? Jadilah Spektrum Warna!
Hidup kadang terlalu hitam putih. Makanya, kalau dunia ini terasa membosankan, kenapa nggak ditambahin warna?
Mewarnai rambut bisa jadi bentuk ekspresi diri tanpa harus bikin orang di sekitar panik. Beda dengan nyoret-nyoret tangan atau nulis status galau di media sosial yang malah bikin orang-orang nge-DM, “Kamu kenapa?”—mewarnai rambut jauh lebih aman.
Kamu juga bisa memilih warna sesuai mood:
Biru: Kamu lagi fase galau tapi tetap cool.
Merah: Ada kemarahan dalam dirimu karena gaji belum naik, tapi kerjaan makin banyak.
Pirang: Siapa tahu ini pertanda kamu siap jadi main character dalam hidupmu sendiri.
Pink: Lagi pengin jadi versi cute dari dirimu yang biasa.
Mewarnai rambut tuh nggak sekadar ganti tampilan, tapi juga bikin kamu merasa in control lagi. Seenggaknya, di dunia yang kadang kacau ini, kamu masih bisa mutusin sendiri warna rambutmu. Itu aja udah cukup buat bikin hidup terasa sedikit lebih masuk akal.
Lagian, kalau rambutmu udah diwarnai, orang-orang bakal lebih fokus ngomentarin: “Wah, warnanya keren! Catnya merk apa?” Daripada nanya hal-hal yang bikin kamu makin down.
Manjangin Rambut: Biar Penderitaan Terlihat Dramatis
Kalau kamu nggak mau potong atau cat rambut, nggak masalah. Manjangin rambut juga solusi.
Setiap helaian rambut yang tumbuh bisa jadi simbol bahwa kamu bertahan di dunia yang kejam ini. Nggak peduli seberapa berat hidup, rambutmu tetap tumbuh. Itu namanya progress!
Orang-orang akan melihatmu dan berpikir, “Wow, rambutnya panjang banget, pasti hidupnya penuh filosofi.” Padahal, kita tahu, kamu cuma mager ke salon. Tapi nggak apa-apa, yang penting ada alasan buat tetap eksis.
Bahkan, kalau rambutmu udah cukup panjang, kamu bisa pura-pura jadi karakter anime atau pahlawan di film laga. Bisa juga jadi penyair nyentrik yang suka bilang “Hidup ini absurd.” Itu keren, loh!
Oh iya, kalau kamu cowok dan rambutmu makin panjang, kamu bisa masuk fase “anak band”. Lumayan, siapa tahu ada yang tertarik ngajak kamu nongkrong dan akhirnya kamu dapat support system baru.
Apa Pun yang Terjadi, Sayangi Diri Sendiri
Stres itu wajar. Hidup memang kadang seperti roller coaster, seringnya tanpa sabuk pengaman. Tapi kalau mau coping, cari cara yang nggak merugikan diri sendiri.
Kalau kamu udah coba potong rambut, ngecat rambut, atau manjangin rambut tapi masih ngerasa nggak baik-baik aja, nggak apa-apa. Cari teman cerita. Jangan ragu buat curhat ke sahabat, keluarga, atau bahkan profesional. Kamu nggak perlu menghadapi semuanya sendirian.
Dan kalau kamu baca ini sambil merasa, “Aduh, aku beneran butuh bantuan lebih dari sekadar potong rambut,”—please, jangan ragu cari pertolongan yang lebih serius. Ada banyak layanan psikologi gratis atau murah yang bisa kamu akses. Jangan malu, jangan takut. Kamu berharga. Kamu penting.
Hidup boleh jungkir balik, tapi rambut tetap bisa on point. Jadi, kalau stres, yuk kita sepakati: potong rambut, mewarnai rambut, atau manjangin rambut. Bukan menyakiti diri sendiri.