Anak Muda Cangkruk Lelucon Opini

Selamat Datang di Dunia Penuh Harapan, Selamat Bertahan Hidup! Hahaha!

Halo, para pejuang hidup yang entah kenapa masih bertahan meskipun dunia ini sudah jelas-jelas tidak berpihak pada kita! Hari ini, aku ingin mengucapkan selamat datang di kehidupan yang penuh harapan… meskipun kita sama-sama tahu, harapan itu cuma kayak promo diskon di e-commerce—terlihat menarik di awal, tapi ujung-ujungnya cuma PHP belaka.

Buat kamu yang masih percaya bahwa hidup ini akan berjalan mulus, mari sini duduk sebentar, biar aku kasih tahu fakta pahit yang sebaiknya kamu terima dari sekarang: Hidup ini tidak didesain untuk membuat kita bahagia, tapi untuk menguji seberapa lama kita bisa bertahan sebelum menyerah dan memutuskan jadi petani hidroponik di desa.

Kenapa Kita Masih Punya Harapan?

Jujur aja, aku juga heran kenapa kita masih sering berharap. Mungkin karena sejak kecil kita dicekoki dengan kata-kata motivasi kayak, “Kamu pasti bisa!” atau “Usaha tidak akan mengkhianati hasil.” Padahal kalau dipikir-pikir, usaha itu sering banget mengkhianati hasil. Kamu bisa belajar mati-matian, tapi tetep aja IPK pas-pasan. Kamu bisa kerja lembur setiap hari, tapi gaji tetap segitu-gitu aja. Kamu bisa ngasih perhatian ke gebetan, tapi ujung-ujungnya dia jadian sama orang lain yang cuma modal ganteng dan punya motor NMAX.

Lalu, apakah kita berhenti berharap? Enggak dong. Kita tetap berusaha, tetap berharap, seolah-olah kita ini NPC dalam game yang diprogram untuk tetap optimis meskipun dunia di sekitar kita sudah jelas-jelas menunjukkan tanda-tanda kehancuran.

Dunia Tidak Akan Berhenti Mengecewakanmu

Mari kita terima fakta bahwa hidup ini adalah rangkaian dari harapan-harapan yang dipatahkan satu per satu. Dari kecil kita diajarkan bahwa kalau rajin belajar, nanti bisa jadi orang sukses. Lalu kita dewasa dan menyadari bahwa anak orang kaya yang bolos sekolah malah punya perusahaan sendiri, sementara kita yang tiap hari berangkat kuliah jam tujuh pagi masih sibuk update CV buat daftar kerja.

Kita diajarkan bahwa kalau baik sama orang, orang juga akan baik sama kita. Ternyata, setelah dewasa, kita sadar bahwa kebaikan kita sering disalahgunakan. Kita disuruh bantuin kerjaan orang, tapi pas kita butuh bantuan, semua tiba-tiba pura-pura sibuk atau hilang dari peredaran.

Kita diajarkan bahwa kalau kita sabar dan menunggu, jodoh akan datang sendiri. Padahal kenyataannya, kalau kita cuma sabar dan menunggu, jodoh akan dinikahi orang lain lebih dulu.

Dunia ini, kawan, tidak didesain untuk membuat kita menang. Dunia ini adalah tempat di mana kita berjuang sekeras mungkin hanya untuk bertahan di titik nol. Bahkan untuk bahagia aja, kita harus kerja ekstra.

Cara Bertahan di Dunia yang Begini

Nah, karena kita tidak bisa keluar dari dunia ini (kecuali kalau sudah waktunya), satu-satunya cara adalah bertahan dengan cara yang paling waras. Aku punya beberapa tips buat kamu:

Jangan Terlalu Percaya dengan Kata-Kata Motivasi

Motivasi itu penting, tapi jangan terlalu percaya. Kalau motivasi bisa bikin kaya, semua orang yang baca buku self-improvement pasti sudah tajir melintir. Nyatanya, yang kaya itu justru penulis buku motivasi, sementara pembacanya tetap struggle cari kerja.

Punya Ekspektasi Rendah, Tapi Tetap Usaha

Berharap itu boleh, tapi jangan terlalu tinggi. Kalau kamu punya ekspektasi rendah, kamu tidak akan terlalu kecewa ketika gagal. Tapi bukan berarti kamu tidak berusaha, tetap lakukan yang terbaik, tapi jangan terlalu berharap hasilnya akan sesuai keinginan.

Ketawa Saja, Meskipun Pahit

Hidup ini memang nyebelin, tapi kalau kita bisa ketawa, setidaknya kita tidak gila. Tertawa adalah satu-satunya cara agar kita bisa tetap waras menghadapi dunia yang tidak masuk akal ini.

Cari Kebahagiaan yang Murah dan Tidak Menyakitkan

Jangan mengandalkan kebahagiaan dari sesuatu yang mahal dan sulit didapat. Kalau bahagia buatmu adalah makan indomie di tengah hujan sambil dengerin lagu galau, lakukan itu. Kalau bahagia buatmu adalah tidur siang tanpa ada yang ganggu, pertahankan itu.

Ingat, Semua Orang Juga Sedang Berjuang

Jangan merasa paling sengsara. Setiap orang punya beban hidup masing-masing, hanya saja ada yang lebih pandai menyembunyikannya. Jadi, jangan iri sama orang yang kelihatannya bahagia di media sosial—bisa jadi, mereka hanya pintar menyamarkan penderitaan mereka dengan filter dan caption bijak.

Selamat Bertahan Hidup!

Pada akhirnya, kita tidak punya pilihan lain selain bertahan. Dunia ini mungkin tidak adil, tapi kita masih bisa mencari cara untuk membuatnya sedikit lebih bisa ditoleransi. Jadi, buat kamu yang masih berjuang, entah dalam karier, cinta, atau sekadar bertahan agar tidak gila, aku ucapkan: Selamat datang di dunia yang penuh harapan, meskipun kita tahu bakal dikecewakan. Selamat bertahan hidup, kawan. Hahaha.

Dan ingat, kalau sudah terlalu lelah, istirahatlah sebentar, tapi jangan sampai menyerah. Karena kalau kamu menyerah, dunia tidak akan peduli. Jadi ya… tetaplah bertahan, dengan atau tanpa harapan.

Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

About Author

Penulis partikelir pojokan Sleman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW