Anak Muda Cangkruk Opini

Politik Kantor Itu Lebih Kejam dari Debat Capres, Tapi Tanpa Moderator

Kalau kamu pikir politik itu cuma ada di parlemen atau pemilu, selamat! Kamu mungkin belum pernah merasakan kerasnya politik kantor. Di tempat kerja, politik lebih kejam, penuh strategi, dan kadang lebih absurd dari sinetron azab. Bedanya, di sini nggak ada ustaz yang datang menyelamatkan.

Buat yang baru masuk dunia kerja, mungkin awalnya kamu berpikir, “Ah, aku mah fokus kerja aja, nggak usah ikut-ikutan drama.”
Tapi percaya deh, di kantor, politik itu bukan pilihan, tapi kenyataan. Bahkan kalau kamu diam saja, kamu tetap bisa jadi korban.

Lantas, bagaimana cara bertahan di rimba penuh intrik ini? Mari kita bahas norma tidak tertulis dalam politik kantor, tipe-tipe pemainnya, dan cara agar kamu bisa tetap waras.

Norma Tidak Tertulis di Kantor: Aturan yang Tak Pernah Diajarkan HRD

Di kantor, ada aturan yang nggak ada di buku panduan, tapi semua orang tahu:

“Kerja Bagus Itu Penting, Tapi Relasi Lebih Penting.”

Percaya atau tidak, orang yang rajin tapi nggak pandai bergaul sering kali kalah dari orang yang biasa aja tapi jago cari muka.
Jadi, kalau kamu merasa sudah kerja mati-matian tapi kena skip saat promosi, mungkin bukan karena kamu kurang kompeten, tapi karena kamu kurang networking.

“Jangan Terlalu Jujur, Kecuali Mau Pindah Kantor.”

Punya pendapat kritis? Bagus! Tapi kalau kamu langsung frontal bilang, “Bos, ini sistem kerja kita ketinggalan zaman, harus dirombak total!”, bersiaplah menerima undangan meeting mendadak yang ujung-ujungnya bukan promosi, tapi peringatan.

“Jangan Percaya 100% dengan Kata ‘Santai Aja, Ini Kantor Kekeluargaan’.”

Kata ‘kekeluargaan’ di kantor itu sering kali hanya mitos. Karena ujung-ujungnya, saat ada krisis atau masalah, kamu tetap pegawai, bukan keluarga.
Jadi, tetap profesional dan jangan mudah baper kalau tiba-tiba ‘keluarga’ ini berubah jadi serigala.

“Jangan Langsung Keluar Grup WA Setelah Resign.”

Nggak ada aturan tertulis tentang ini, tapi orang yang habis resign lalu langsung keluar grup WhatsApp akan dianggap sebagai pengkhianat oleh mantan rekan kerja.
Solusinya? Tunggu beberapa minggu, lalu keluar diam-diam di tengah malam.

Tipe-Tipe Pemain dalam Politik Kantor

Dalam setiap kantor, selalu ada karakter-karakter unik yang bikin suasana makin ‘hidup’. Kenali mereka, agar kamu bisa bertahan.

1. Si Muka Dua

Di depanmu: “Wah, kerjaan kamu keren banget! Aku belajar banyak dari kamu!”
Di belakangmu: “Eh, si itu kerjanya banyak salah, lho.”

Tips menghadapi: Jangan kasih info penting ke orang ini. Karena apa pun yang kamu ucapkan bisa dijadikan senjata untuk menikammu diam-diam.

2. Si Tukang Cari Muka

Biasanya dia muncul di saat bos lewat. Tiba-tiba jadi sok sibuk, bicara lebih keras, dan pura-pura jadi pekerja paling loyal.

Tips menghadapi: Jangan ikut-ikutan. Biarkan dia tampil, nanti juga bos tahu siapa yang benar-benar kerja.

3. Si Drama Queen/King

Setiap ada masalah kecil, orang ini selalu bikin seolah-olah dunia akan kiamat. “Astaga, sistemnya error lagi! Aku stress banget, ini sih nggak manusiawi!”
Padahal, masalahnya cuma server lemot dua detik.

Tips menghadapi: Jangan kebawa suasana. Kalau perlu, kasih mereka Oscar biar lebih puas dalam aktingnya.

4. Si Hantu Kantor

Nama mereka ada di daftar karyawan, tapi fisiknya jarang terlihat. Kerjaannya entah apa, tapi tiap bulan tetap gajian.

Tips menghadapi: Jangan iri. Mereka adalah makhluk mistis yang hanya bisa dimengerti oleh bos.

5. Si Dewa Meeting

Kerjaannya lebih banyak bikin meeting daripada menyelesaikan masalah. “Kita perlu meeting untuk bahas meeting yang kemarin ya.”

Tips menghadapi: Kalau meeting nggak jelas, pura-pura koneksi internet jelek.

Cara Bertahan dari Drama Kantoran

Setelah tahu medan perangnya, sekarang saatnya belajar cara bertahan.

1. Fokus ke Kerja, Tapi Jangan Jadi Robot

Kerja bagus itu wajib, tapi jangan cuma sibuk kerja doang. Bangun hubungan baik dengan orang-orang di kantor, minimal tahu siapa yang bisa dipercaya dan siapa yang harus dihindari.

2. Jangan Terlalu Percaya, Tapi Jangan Terlalu Curiga

Kantor bukan tempat untuk curhat semua isi hati. Percaya boleh, tapi tetap jaga batasan. Jangan sampai info pribadi atau opini sensitif jadi bahan gosip.

3. Jangan Ikut Arus Drama, Tapi Jangan Juga Jadi Kaku

Kalau ada drama, jangan langsung nyemplung. Tapi juga jangan terlalu kaku seperti patung. Sesekali ngobrol ringan itu perlu, asal jangan sampai kebawa arus politik yang merugikan.

4. Jangan Terjebak Overwork, Ingat Hidup di Luar Kantor Itu Ada

Loyalitas itu penting, tapi kalau tiap hari kamu lembur tanpa apresiasi, itu bukan loyal, tapi eksploitasi.

5. Tahu Kapan Harus Pergi

Kalau kantor sudah terlalu toxic, bos nggak adil, dan kerjaan nggak bikin berkembang, jangan takut cari tempat baru. Kadang bertahan bukan pilihan terbaik, dan masa depanmu lebih penting daripada gaji yang cuma numpang lewat.

Mainkan Game-nya, Tapi Jangan Sampai Kehilangan Diri Sendiri

Politik kantor itu ibarat game. Kalau kamu nggak tahu aturan mainnya, kamu bakal jadi korban. Tapi kalau kamu bisa membaca situasi, kamu bisa bertahan dan tetap berkembang tanpa harus menjilat atau menusuk orang lain.

Jadi, jadilah cerdas, jangan naif, dan yang paling penting: tetap jadi diri sendiri. Karena pada akhirnya, kantor boleh berubah, bos bisa berganti, tapi harga dirimu tetap milikmu sendiri.

Selamat bertahan di hutan belantara kantor!

Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

About Author

Penulis partikelir pojokan Sleman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW