Di jalan raya, ada banyak hal yang bikin kita geleng-geleng kepala. Mulai dari pengendara yang belok tanpa lampu sein (mengandalkan insting orang lain), tukang parkir yang tiba-tiba muncul dari dimensi lain untuk meminta uang, sampai fenomena paling klasik: pasangan yang pacaran di motor seolah dunia hanya milik berdua.
Mereka ini spesies yang gampang dikenali. Laki-lakinya yang nyetir pasti duduk agak maju, seolah-olah tangannya nempel ke stang bukan buat mengendalikan motor, tapi buat mengendalikan masa depan hubungan. Sementara pasangannya duduk di belakang, bukan sekadar duduk, tapi kadang sambil melingkarkan tangan ke pinggang si pengendara, sesekali menyandarkan kepala, dan entah kenapa selalu kelihatan bahagia, meski angin jalanan sudah menerbangkan debu dan asap knalpot ke wajah mereka.
Ketika Motor Jadi Rumah Tangga Berjalan
Bagi mereka, motor bukan sekadar alat transportasi, tapi semacam rumah tangga berjalan. Mereka tertawa di sana, bercanda di sana, kadang berdebat juga di sana. Kalau marah, si cewek bisa mendadak mendekatkan jarak dan mengomel di kuping si cowok, membuat pengendara di sebelahnya jadi saksi tanpa sengaja.
Kadang motor juga jadi tempat curhat. Si cowok cerita soal bosnya yang galak, si cewek cerita soal teman kosnya yang nggak pernah nyuci piring. Semua dibahas di atas motor, dengan latar suara angin dan klakson truk yang berusaha menyadarkan mereka bahwa mereka masih di jalan raya, bukan di ruang tamu.
Dunia Seolah Milik Berdua, yang Lain Numpang Lewat
Kalau mereka sedang bermesraan, rasanya seperti ada dunia lain yang mereka bangun sendiri di tengah hiruk-pikuk lalu lintas. Motor yang lain boleh buru-buru, tapi mereka santai. Ada mobil yang mau nyalip? Tunggu dulu, mereka sedang menikmati perjalanan.
Puncaknya adalah ketika mereka berhenti di lampu merah. Di momen ini, biasanya si cewek mulai memainkan helm si cowok, atau kalau lebih berani, mulai membetulkan kerah bajunya. Si cowok? Dia tetap berusaha terlihat keren, meskipun sudah jelas-jelas helmnya agak miring dan wajahnya penuh debu jalanan.
Mereka tidak peduli.
Yang penting bersama.
Tapi… Hidup Nggak Cuma Tentang Berdua!
Romantis itu bagus, tapi kalau sudah di jalan raya, ingatlah bahwa hidup nggak cuma tentang kalian berdua. Jalanan ini bukan warisan keluarga. Ada orang lain yang juga butuh jalan.
Lagian, pacaran di motor itu romantis sih, tapi kalau nggak hati-hati, bisa berubah jadi tragedi. Jangan sampai karena terlalu sibuk menggombal, lupa kalau di depan ada polisi tidur. Jangan sampai karena terlalu fokus menikmati kebersamaan, kalian malah mengganggu pengguna jalan lain yang juga punya urusan hidup masing-masing.
Karena pada akhirnya, pacaran di motor itu ibarat hidup: boleh bahagia, boleh menikmati perjalanan, tapi tetap harus sadar kalau ada orang lain di sekitar.