Anak Muda Cangkruk Opini

Niat Diet Kuat, Tapi Kok Gagal Terus? Fenomena atau Takdir?

Kita semua pernah mengalami ini. Malam minggu ngaca, lihat perut makin maju, pipi makin montok, dan tiba-tiba ada suara dalam hati, “Besok aku mulai diet!”

Besoknya, semangat masih membara. Sarapan cuma oatmeal, siang makan salad, minum air putih doang. Pokoknya sehat banget.

Lalu datang sore hari. Mata mulai melirik gorengan, pikiran mulai berkhianat, dan tiba-tiba ada suara setan yang berbisik: “Udah capek diet, kan? Makan dulu dikit gak apa-apa…”

Dan boom! Tahu-tahu tangan sudah memegang pisang goreng, mulut sudah mengunyah martabak, dan niat diet yang tadi membara langsung redup seperti lilin kena angin.

Kenapa ini selalu terjadi? Apakah ini bukti kalau manusia memang diciptakan untuk gagal dalam diet?

Teori Ilmiah: Otak Kita yang Bermasalah

Secara psikologis, niat diet itu gampang. Eksekusinya yang susah.

Kenapa? Karena otak kita malas perubahan.

Ada satu bagian di otak yang namanya amigdala, yang bertugas menjaga kita tetap nyaman. Ketika kita tiba-tiba mengubah pola makan dari nasi padang ke salad tanpa garam, amigdala akan panik.

“Ini ada yang gak beres!” pikirnya. “Kita biasanya makan ayam geprek, kenapa tiba-tiba makan sayur doang?”

Lalu, otak mulai sabotase. Tiba-tiba kita lapar lebih cepat, pikiran dipenuhi bayangan mie ayam, dan tanpa sadar kita sudah ada di warung pecel lele dengan sepiring nasi hangat.

Teori Konspirasi: Diet Itu Sebuah Ilusi?

Kalau dipikir-pikir, kenapa makanan sehat itu sering gak enak, sedangkan makanan enak itu sering gak sehat?

Apakah ini konspirasi semesta? Apakah ini bagian dari rencana besar industri makanan agar kita tetap konsumtif?

Banyak yang bilang, “Makan sehat itu gak harus hambar.” Tapi kenyataannya? Ayam rebus tanpa garam tetap saja tidak bisa mengalahkan ayam goreng tepung yang kriuk-kriuk.

Belum lagi kalau kita melihat media sosial. Influencer diet bilang, “Makan ini aja, enak kok!” Tapi coba praktikkan sendiri? Gak ada enak-enaknya!

Akhirnya, kita menyerah. “Hidup cuma sekali, makan enak aja!” Dan begitu sadar, timbangan sudah naik 3 kilo dalam seminggu.

Faktor Sosial: Lingkungan Tidak Mendukung

Seringkali, kita gagal diet bukan karena kurang niat, tapi karena godaan sekitar terlalu kuat.

Teman yang hobi ngajak makan. Baru sehari diet, tiba-tiba teman ngajak nongkrong di angkringan. “Udah, makan satu aja. Gak bakal ngaruh!” Katanya. Tapi satu jadi dua, dua jadi lima, dan akhirnya diet tinggal kenangan.

Keluarga yang gak paham konsep diet. “Kamu kok gak makan nasi? Sakit?” Padahal kita cuma mau makan lebih sehat, tapi malah dianggap tidak menghargai masakan ibu.

Diskon makanan online. Lagi semangat diet, tiba-tiba HP berbunyi: “Diskon 50% untuk ayam geprek favoritmu!” Ya sudah, rezeki jangan ditolak.

Apakah Diet Itu Mustahil?

Diet itu bukan mustahil. Tapi kalau caranya salah, ya pasti gagal.

Jadi, kalau mau sukses diet, coba tips ini:

Jangan ekstrem. Jangan langsung dari makan nasi padang ke makan rumput. Pelan-pelan saja, biar otak gak kaget.

Cari makanan sehat yang tetap enak. Kalau gak suka salad, cari menu lain yang tetap enak tapi lebih sehat.

Buat strategi menghadapi godaan. Misal, kalau diajak makan di luar, pilih menu yang lebih aman. Jangan langsung terjebak dalam kalap mata.

Ingat tujuan jangka panjang. Mau sehat? Mau langsing? Mau gak ngos-ngosan naik tangga? Simpan itu di kepala, biar semangat tetap ada.

Kalau tetap gagal? Yaudah, mungkin memang belum waktunya. Yang penting jangan menyerah. Karena gagal diet hari ini bukan berarti gagal selamanya.

Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

About Author

Penulis partikelir pojokan Sleman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW