Anak Muda Opini

Ghosting, Dry Text, dan Love Bombing: “Dosa” Chatting yang Bisa Ganggu Urusan Cintamu

Di zaman serba digital, komunikasi dalam percintaan udah banyak berubah. Kalau dulu orang harus ketemu langsung atau teleponan buat PDKT, sekarang cukup lewat chat. Tapi di balik kemudahan itu, ada aturan tak tertulis yang bisa bikin seseorang berbunga-bunga atau justru patah hati. Ghosting, dry text, dan love bombing adalah tiga fenomena baru yang sering muncul dalam dunia asmara digital. Yuk, kita kupas satu per satu!

1. Ghosting: Menghilang Tanpa Jejak

Ghosting itu ibarat kamu lagi ngobrol seru, lalu tiba-tiba lawan chatmu hilang entah ke mana. Pesan terakhir tetap centang dua, tapi nggak dibales-bales. Awalnya mungkin kamu masih berpikir positif, “Ah, mungkin dia sibuk.” Tapi kalau udah berhari-hari, bahkan berminggu-minggu? Ya, itu tandanya kamu di-ghosting.

Kenapa orang ghosting? Alasannya beragam. Ada yang melakukannya karena udah nggak tertarik tapi nggak tahu cara menolak dengan baik. Ada juga yang menghindari konflik, atau lebih parah lagi, cuma sekadar iseng di awal dan pergi saat bosan. Tapi apa pun alasannya, ghosting bisa bikin orang lain overthinking, mikir, “Aku salah apa?” padahal bisa jadi nggak ada masalah apa-apa.

Solusi? Kalau kamu merasa hubungan ini nggak bisa dilanjutkan, lebih baik ngomong terus terang daripada ngilang tanpa kabar. Cukup bilang dengan sopan, misalnya, “Aku ngerasa kita kurang cocok, makasih ya untuk semuanya.” Itu jauh lebih baik daripada bikin orang lain menunggu dalam ketidakpastian.

2. Dry Text: Chat Kering Seperti Kerupuk Tua

“Hmm”, “Oke”, “Wkwk”, “Ya” – kalau kamu sering dapat balasan kayak gini, selamat! Kamu jadi korban dry text.

Dry texting bikin chatting berasa kayak ngobrol sama tembok. Setiap pesan yang kamu kirim, berakhir dengan jawaban yang nggak bisa dikembangin. Akhirnya, obrolan jadi hambar dan hubungan bisa terasa nggak ada gregetnya.

Tapi jangan langsung menyalahkan! Nggak semua orang nyaman dengan chatting panjang lebar. Beberapa orang lebih ekspresif kalau ketemu langsung, atau mereka memang nggak terlalu suka komunikasi via teks.

Solusi? Kalau lawan chat kamu sering dry text, coba perhatiin apakah dia tetap perhatian di dunia nyata. Kalau dia masih menunjukkan rasa peduli lewat tindakan, mungkin gaya chatting-nya aja yang emang minimalis. Tapi kalau online pun dia cuek, ya bisa jadi pertanda dia kurang tertarik.

Sebaliknya, kalau kamu yang sering dry text, coba pikir ulang: apakah kamu benar-benar tertarik dengan orang ini? Kalau iya, setidaknya tunjukkan usaha dengan memberi respons yang lebih hidup.

3. Love Bombing: Bom Cinta yang Nggak Selalu Manis

Love bombing itu ketika seseorang tiba-tiba ngebanjirin kamu dengan perhatian berlebihan, pujian, dan janji-janji manis. Sehari bisa puluhan kali chat, selalu ada “Good morning, sayang!” dan “Aku kangen banget nih, nggak bisa hidup tanpa kamu!”

Awalnya memang bikin senyum-senyum sendiri. Siapa sih yang nggak suka diperlakukan spesial? Tapi hati-hati, love bombing sering kali manipulatif. Setelah bikin kamu merasa istimewa, si pelaku bisa mulai mengontrol, bikin kamu tergantung secara emosional, dan bahkan jadi posesif.

Tanda-tanda love bombing yang perlu diwaspadai:
✅ Terlalu cepat menyatakan perasaan atau membahas masa depan bersama.
✅ Memberi perhatian yang terlalu intens dalam waktu singkat.
✅ Bisa tiba-tiba menarik diri dan bikin kamu bingung.

Solusi? Jangan langsung terbuai. Hubungan yang sehat berkembang secara alami, bukan karena ada “bom cinta” yang meledak mendadak. Kalau seseorang tiba-tiba terlalu agresif dalam pendekatan, coba tahan diri dan lihat dulu apakah dia benar-benar tulus atau cuma main taktik.

Dosa Chatting yang Bisa Ganggu Urusan Percintaan

Di era digital, chatting bukan cuma alat komunikasi, tapi juga bagian dari etika dalam menjalin hubungan. Kalau mau hubungan yang sehat, hindari ghosting, jangan terlalu dry text, dan selalu waspada dengan love bombing.

Pada akhirnya, komunikasi yang jujur dan saling menghargai adalah kunci. Jangan biarkan chatting yang seharusnya mempererat hubungan malah jadi penyebab patah hati.

Jadi, dari ketiga “dosa chatting” ini, mana yang pernah kamu alami? Atau… jangan-jangan kamu pernah jadi pelakunya?

Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

About Author

Penulis partikelir pojokan Sleman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW