Anak Muda Kiri

Diam dalam Ketidakadilan Adalah Gejala Kemunafikan!

Kawan-kawan,
Dunia sedang tidak baik-baik saja.

Baru saja kita mendengar kabar bahwa anggaran kesehatan dan pendidikan dipangkas. Lagi. Seakan-akan kesehatan dan pendidikan adalah barang mewah yang hanya boleh dinikmati oleh segelintir orang yang beruntung.

Sementara itu, anggaran untuk proyek-proyek mercusuar, pembangunan citra, dan kepentingan para elite tetap aman sentosa. Uang rakyat, yang seharusnya kembali ke rakyat, malah dialihkan untuk kepentingan mereka yang sudah berkuasa.

Ini bukan kali pertama. Dan kalau kita diam, ini juga bukan kali terakhir.

Dari Mana Datangnya Kebobrokan Ini?

Kawan-kawan, kita tidak sedang menghadapi musibah alam. Kita sedang menghadapi kebijakan yang dibuat dengan kesadaran penuh. Ini bukan kecelakaan. Ini adalah keputusan!

Keputusan yang diambil dengan mengorbankan rakyat kecil. Keputusan yang memastikan bahwa hanya mereka yang punya uang yang bisa mendapatkan pendidikan yang layak, hanya mereka yang punya kuasa yang bisa mendapatkan layanan kesehatan terbaik.

Sementara itu, kita?
Orang-orang biasa?
Harus puas dengan sistem yang semakin timpang.

Anak-anak dari keluarga kurang mampu semakin sulit mendapatkan pendidikan yang baik. Bukan karena mereka bodoh, tapi karena sistem ini tidak memberikan mereka kesempatan. Karena biaya sekolah semakin mahal. Karena beasiswa semakin sulit diakses. Karena pendidikan bukan lagi soal mencerdaskan bangsa, tapi soal untung rugi, soal pasar, soal siapa yang bisa membayar lebih mahal.

Sakit? Jangan berharap banyak. Rumah sakit menjadi tempat bagi mereka yang bisa membayar. Dokter dan obat-obatan hanya untuk mereka yang punya cukup uang. Sementara kita? Harus puas dengan antrean panjang, dengan fasilitas seadanya, dengan pelayanan yang semakin mahal dan semakin jauh dari jangkauan.

Sementara itu, mereka yang duduk di kursi empuk, yang memiliki akses ke semua yang terbaik, dengan enteng memotong anggaran rakyat tanpa rasa malu!

Ini bukan kebetulan. Ini adalah bentuk nyata dari ketidakadilan sistematis!

Diam Itu Pengkhianatan!

Kita tahu ini tidak adil. Kita tahu ini salah. Tapi jika kita diam, jika kita hanya menjadi penonton, maka kita sedang ikut serta dalam kebusukan ini.

Diam adalah tanda kemunafikan!

Apa gunanya kita mengaku peduli jika kita tidak berani bersuara? Apa gunanya kita mengeluh di media sosial jika di dunia nyata kita memilih untuk pasif?

Sejarah membuktikan bahwa perubahan tidak pernah datang dari mereka yang duduk diam. Perubahan datang dari mereka yang berani bergerak, yang berani menantang kekuasaan, yang tidak takut untuk mengatakan: INI TIDAK ADIL DAN HARUS DIUBAH!

Mereka yang diam, mereka yang membiarkan ketidakadilan ini terus berjalan, sebenarnya adalah bagian dari masalah. Mereka sama saja dengan para penindas yang kita benci.

Jangan jadi bagian dari mereka!

Berkonsolidasi dan Bergerak!

Kita punya dua pilihan:

Menunggu dan berharap ada perubahan ajaib yang turun dari langit.

Atau bergerak, mengorganisir diri, dan menuntut perubahan dengan tangan kita sendiri!

Tidak ada perubahan tanpa perlawanan!

Mulailah dari yang kecil:

Diskusikan ini di lingkaranmu! Ajak teman-temanmu bicara, buka ruang-ruang diskusi!

Bangun solidaritas! Jangan biarkan kita terpecah dan sibuk dengan ego masing-masing!

Gunakan semua alat yang kita punya! Media sosial, tulisan, forum, aksi langsung!

Dan yang paling penting: jangan berhenti di obrolan!

Jangan biarkan kemarahan kita hanya menjadi status media sosial yang tenggelam dalam algoritma. Kita butuh lebih dari sekadar keluhan! Kita butuh tindakan nyata!

Kita butuh perlawanan yang terorganisir. Kita butuh tekanan politik yang nyata. Kita butuh memastikan bahwa mereka yang berkuasa mendengar suara kita—dan tidak bisa mengabaikannya!

Jangan mau diperdaya oleh janji manis. Jangan mau tertipu oleh narasi “ini demi kepentingan bersama” padahal yang terjadi hanyalah pengorbanan rakyat demi kenyamanan elite.

Jika mereka bisa seenaknya memangkas hak kita, kita pun harus bisa memastikan mereka kehilangan kenyamanan mereka!

Jangan biarkan mereka tidur nyenyak di atas penderitaan rakyat!

Takut? Sejak Kapan Perjuangan Itu Mudah?

Kita tahu ada risiko.
Kita tahu mereka yang berkuasa tidak suka dikritik.
Kita tahu akan ada tekanan, akan ada ancaman, akan ada mereka yang mencoba meredam suara kita.

Tapi sejak kapan perubahan datang tanpa pengorbanan?

Jangan takut dicap “terlalu vokal.” Lebih baik kita disebut keras daripada dikenang sebagai generasi yang membisu dalam ketidakadilan.

Jangan takut dikucilkan. Orang-orang yang memperjuangkan perubahan selalu dianggap aneh di zamannya. Tapi tanpa mereka, dunia tidak akan pernah bergerak maju!

Jangan takut gagal. Perjuangan tidak selalu langsung menang. Tapi diam? Itu pasti kalah!

Pilihannya Jelas: Melawan atau Menyerah?

Kawan-kawan, kita tidak bisa lagi diam. Kita tidak bisa lagi hanya mengeluh dalam hati. Kita harus memilih.

Apakah kita akan tetap pasrah dalam ketidakadilan?
Atau kita akan bangkit dan melawan?

Pilihannya ada di tangan kita.

Hidup rakyat!
Hidup pendidikan gratis dan berkualitas!
Hidup layanan kesehatan yang adil dan merata!

Dan untuk semua yang merampas hak-hak rakyat: Kami tidak akan diam!

Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

About Author

Penulis partikelir pojokan Sleman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW