Anak Muda Cangkruk Ragam

Gorengan dan Puasa: Kebiasaan atau Kebutuhan?

 

Ramadan sudah hampir setengah jalan. Coba ingat-ingat, sudah berapa banyak makanan yang kita santap untuk berbuka? Dari es campur, kolak, hingga aneka kue manis. Tapi ada satu yang hampir selalu hadir di meja makan: gorengan! Rasanya, buka puasa belum lengkap tanpa menggigit bakwan atau tahu isi yang masih hangat.

Tapi pernahkah kita menyadari, berapa banyak uang yang sudah dihabiskan untuk gorengan selama Ramadan? Jika dikumpulkan, mungkin cukup untuk membeli ponsel baru atau setidaknya berlangganan layanan streaming selama setahun. Namun, hidup ini sudah cukup rumit, jadi tak perlu repot menghitung pengeluaran gorengan. Yang penting, hati senang dan perut kenyang!

Gorengan: Menu Wajib di Meja Buka Puasa

Di mana pun kita berbuka—di rumah, kantor, kosan, atau warung—gorengan hampir selalu ada. Bakwan, tempe mendoan, risol, dan pisang goreng menjadi favorit banyak orang. Apakah ada yang tidak suka gorengan? Mungkin mereka belum menemukan gorengan yang cocok di lidah mereka.

Menjelang magrib, warung gorengan menjadi salah satu tempat paling ramai. Antrean mengular, dan penjualnya bahkan sering tertutup oleh pembeli yang berebut memilih gorengan paling renyah. Tak jarang, ada yang rela berhenti sembarangan di pinggir jalan, menyebabkan kemacetan demi mendapatkan gorengan idaman. Semua ini dilakukan demi satu tujuan mulia: berbuka dengan gorengan terbaik!

Gorengan juga sering menjadi penyelamat bagi mereka yang tidak sempat memasak. Cukup beli beberapa potong gorengan, tambahkan nasi hangat dan sambal, sudah menjadi menu berbuka yang lezat, praktis, dan terjangkau.

Perjuangan Mendapatkan Gorengan

Ada banyak kisah unik seputar berburu gorengan. Misalnya, sudah lama antre, tinggal satu bakwan tersisa, eh, orang di depan kita yang mendapatkannya. Rasanya seperti ditikung gebetan—sedih, tapi tak bisa marah.

Atau lebih menyakitkan lagi, saat membeli tahu isi dengan harapan menemukan isian lezat, tapi ternyata hanya berisi sayuran seadanya. Seperti harapan yang tak sesuai kenyataan. Ada juga gorengan yang terlihat besar, tetapi dalamnya kosong—hanya lapisan tepung tebal yang menipu mata.

Yang paling ekstrem, ada orang yang rela menerjang hujan hanya untuk membeli gorengan. Demi sepotong tempe mendoan, mereka basah kuyup, tetapi tetap tersenyum puas saat menggigitnya. Ada juga yang berkeliling mencari warung gorengan yang masih buka karena stok di tempat langganan sudah habis.

Dan tragedi paling menyakitkan? Saat pulang membawa sekantong gorengan, tetapi saat hendak menyantapnya, ternyata sudah ada tangan-tangan jahil yang lebih dulu mencicipi. Sungguh ujian kesabaran di bulan puasa!

Gorengan: Jajanan Sejuta Umat

Gorengan adalah makanan yang dicintai semua orang, dari yang kaya hingga anak kos dengan uang pas-pasan. Harganya murah, rasanya lezat, dan mengenyangkan. Kombinasi sempurna yang sulit ditolak.

Bahkan dalam acara buka puasa bersama, gorengan sering kali menjadi rebutan. Datang terlambat sedikit saja, jangan harap masih kebagian bakwan atau tahu isi. Sepertinya gorengan memiliki daya tarik luar biasa yang membuat semua orang langsung sigap saat melihatnya di meja.

Ada yang bilang gorengan tidak sehat? Tenang, ada solusi sederhana: setelah makan gorengan, minum es timun suri atau teh tawar untuk menyeimbangkannya. Hidup ini harus dinikmati, bukan? Lagipula, Ramadan hanya berlangsung sebulan dalam setahun, jadi tak ada salahnya sedikit memanjakan diri.

Selain itu, gorengan juga memiliki keistimewaan lain: mampu menyatukan banyak orang. Duduk bersama, berbagi cerita sambil menikmati gorengan hangat, menciptakan suasana yang lebih akrab. Momen-momen kecil seperti ini yang sering dirindukan setelah Ramadan berlalu.

Jadi, berapa pun uang yang telah dikeluarkan untuk gorengan selama Ramadan ini, anggap saja sebagai investasi kebahagiaan. Karena berbuka puasa tanpa gorengan itu ibarat Ramadan tanpa ngabuburit—terasa kurang lengkap.

Selamat menikmati sisa Ramadan! Dan jangan lupa, makan gorengan secukupnya agar tenggorokan tetap aman saat tarawih!

 

S AJI P

S AJI P

About Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW