Anak Muda Cangkruk Musik Opini

“Atas Nama” The Jeblogs: Manifesto Keras Kepala Anak Muda yang Menolak Ditundukkan

Hidup di masa muda itu semacam main game dengan level kesulitan yang nggak bisa kita pilih sendiri. Tiba-tiba aja dilempar ke dunia dengan segala aturan yang sudah dibuat orang-orang sebelum kita. “Sekolah yang bener, nanti kerja enak.” “Kuliah tinggi, biar nggak susah.” “Jangan kebanyakan gaya, nanti hidupmu susah sendiri.” Semua nasihat itu datang bertubi-tubi, seakan hidup ini punya satu jalan lurus yang harus diikuti.

Tapi lalu ada lagu seperti Atas Nama dari The Jeblogs, yang menampar kita dengan kenyataan bahwa masa muda bukan soal mengikuti jalur yang sudah ada, tapi soal bagaimana kita berani melawan arus dan menentukan jalan sendiri.

Peluru Tanpa Tuan: Sebuah Simbol Kegelisahan Anak Muda

Lirik Atas nama masa muda / Yang singkat namun selamanya langsung menggedor kepala. Karena iya, secara teknis, masa muda memang cuma sekian tahun. Tapi dampaknya bisa kita bawa seumur hidup. Apa yang kita lakukan hari ini, pilihan-pilihan yang kita ambil, akan membentuk siapa kita di tahun-tahun berikutnya.

Kita ini bagai peluru tanpa tuan, melaju tanpa komando, seringkali tanpa peta, cuma mengandalkan intuisi dan tekad. Ada yang nekat keluar dari pekerjaan demi mengejar passion. Ada yang banting setir dari kuliah demi impian yang lebih masuk akal. Ada yang tetap bertahan di jalan yang dianggap “normal” karena takut jatuh terlalu keras. Semua ada jalannya masing-masing. Tapi pertanyaannya: apakah kita benar-benar memilih jalan itu, atau cuma terseret?

Lompati Pagar Berduri, Jatuh dan Bangun Berkali-kali

Banyak orang mengira hidup itu soal menghindari kesalahan. Jangan salah langkah, jangan coba-coba, jangan terlalu keras kepala. Padahal, kalau kita terlalu takut jatuh, kita nggak akan pernah belajar caranya bangkit.

Lirik Lompati pagar berduri / Jatuh dan bangun berkali-kali adalah deskripsi paling jujur tentang perjalanan anak muda. Kita semua pernah jatuh. Pernah ditolak, pernah gagal, pernah merasa nggak cukup baik. Tapi yang membedakan adalah seberapa keras kepala kita untuk terus mencoba.

Karena sejatinya, menang itu bukan tentang selalu berhasil, tapi tentang nggak menyerah. Tentang tetap bangkit meski jalan di depan masih gelap.

Terjaga dari Semua yang Melelapkan

Kalau masa kecil diwarnai impian setinggi langit, masa muda seringkali adalah realisasi betapa banyaknya batas yang ada. Harapan-harapan yang dulu begitu besar perlahan mulai direvisi, atau bahkan ditinggalkan.

Tapi ada satu titik di mana kita akhirnya terjaga. Saat kita sadar bahwa kita nggak bisa terus-terusan mengikuti ekspektasi orang lain. Saat kita mulai meragukan nasihat-nasihat lama yang ternyata nggak selalu relevan dengan dunia nyata. Saat kita akhirnya berani mengambil langkah yang benar-benar kita pilih sendiri.

Dan itulah saat kita menang. Bukan menang dalam arti konvensional, bukan menang dalam versi orang tua atau masyarakat, tapi menang atas diri sendiri. Menang karena kita akhirnya berani bertanggung jawab atas hidup kita.

Melingkari Api yang Berkobar

Jadikan langit biru / Samudera lepas / Cakrawala jauh / Itu jadi batasnya

Batas kita bukan omongan orang lain. Bukan ekspektasi dari sistem yang ada. Bukan ketakutan yang diwariskan turun-temurun. Kita harus menciptakan batas kita sendiri.

Atas Nama adalah lagu yang mengingatkan bahwa perjalanan kita masih panjang. Akan ada banyak api di jalan—api semangat, api masalah, api perdebatan, bahkan api unggun di tongkrongan tengah malam yang membahas hidup sambil ngopi murahan.

Tapi apa pun apinya, jangan biarkan ia membakar kita sampai habis. Gunakan untuk menerangi jalan, untuk menemukan arah, untuk terus berlari.

Berlari Menuju Apa?

Pertanyaan paling penting dalam hidup bukanlah “Apakah aku akan sukses?” atau “Apakah aku akan kaya?” tapi “Aku sebenarnya sedang berlari ke mana?”

Banyak orang berlari tanpa tahu tujuan. Terjebak dalam perlombaan yang bahkan nggak mereka daftar. Mengejar validasi dari orang-orang yang sebenarnya nggak peduli.

Tapi lagu ini mengajarkan sesuatu yang lebih esensial: berlarilah ke arah yang hatimu yakini.

Akan kucari walau ke mana / Arah angin bertiup membawanya

Kita mungkin belum tahu persis arahnya. Kita mungkin akan tersesat berkali-kali. Tapi selama kita tetap berjalan, tetap mencari, tetap berusaha memahami diri sendiri, kita nggak akan benar-benar gagal.

Karena sejatinya, menang bukan soal sampai paling dulu. Tapi soal tetap bertahan, tetap melangkah, dan tetap percaya bahwa ada cahaya terang yang menuntun langkah kaki kita menuju pulang.

Dan ketika kita sampai di sana—di titik di mana kita bisa berkata “ini jalanku, ini pilihanku”—maka saat itulah kita menang.

Atas nama masa muda.

Link lagu Atas Nama The Jeblogs

https://open.spotify.com/track/5mPka8Zxpy5yV6re5MHZnv?si=TD1TyHWaQquSZJ-FuN9rqQ

Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

About Author

Penulis partikelir pojokan Sleman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW