Anak Muda Opini Ragam

Kenapa Drama Korea Punya ‘Damage’ Lebih Besar Daripada Film Hollywood?

Pernah nggak sih, kalian menonton drama Korea, terus tiba-tiba ngerasa kosong setelahnya? Kayak ada lubang di hati yang nggak bisa diisi dengan apa pun. Kalian jadi kepikiran sama tokoh-tokohnya, lagunya terus terngiang di kepala, dan mendadak pengen merenung sambil ngelihatin hujan dari balik jendela. Sementara jika kalian menonton film Holywood, meski ada unsur emosionalnya juga, rasanya nggak pernah tuh ada di level se-dalam itu. Kenapa ya?

Bukan tanpa alasan, drama Korea memang punya cara sendiri buat bikin hati penontonnya remuk redam. Ada banyak faktor yang bikin drama Korea lebih menusuk dan bikin kita susah move on dibandingkan film Hollywood. Yuk, kita bahas!

1. Durasi yang Bikin Kita Keterikatan Emosional

Film Hollywood umumnya berdurasi sekitar 1,5 sampai 2,5 jam. Dalam waktu sesingkat itu, kita harus dikenalkan sama karakter, dikasih konflik, dibuat peduli, lalu dibawa ke resolusi akhir. Kadang berhasil, tapi lebih sering kita cuma menikmati ceritanya tanpa benar-benar merasa terhubung dengan karakter. Nah, beda cerita kalau kita ngomongin drama Korea.

Drama Korea rata-rata punya 16 sampai 20 episode, masing-masing berdurasi satu jam lebih. Itu artinya, kita menghabiskan belasan bahkan puluhan jam bersama karakter-karakternya. Kita ngeliat mereka jatuh cinta pelan-pelan, ngalamin momen manis yang bikin senyum-senyum sendiri, lalu tiba-tiba, boom!—ada konflik yang bikin dada sesak. Karena sudah merasa dekat dengan mereka, setiap luka yang mereka rasakan, kita juga ikut ngerasain.

Bandingin aja sama film Hollywood yang dalam dua jam harus menyampaikan semuanya. Jelas, keterikatan emosional kita dengan karakter di drama Korea jauh lebih dalam, dan itu yang bikin kita lebih gampang baper.

2. Karakter yang Deket Banget sama Realita

Kalau kamu perhatiin, karakter dalam drama Korea itu kebanyakan punya kehidupan yang mirip sama kita. Mereka bisa jadi pekerja kantoran yang stres dikejar deadline, mahasiswa yang struggling dengan hidupnya, atau orang biasa yang punya mimpi besar tapi dihadang kenyataan pahit. Bahkan karakter kaya sekalipun sering digambarkan tetap punya masalah yang relatable, entah karena keluarga yang terlalu menuntut atau tekanan sosial yang bikin mereka nggak bisa hidup bebas.

Coba bandingin sama film Hollywood yang sering banget ngasih kita karakter dengan kehidupan yang jauh dari realitas. Superhero dengan kekuatan luar biasa, miliarder eksentrik yang tinggal di rumah mewah, atau agen rahasia yang bisa selamat dari ledakan tanpa luka sedikit pun. Memang seru buat ditonton, tapi sering kali kita nggak bisa benar-benar merasa mereka “nyata.”

Sementara dalam drama Korea, kita bisa ngeliat refleksi diri kita sendiri dalam karakter-karakternya. Mereka punya mimpi, ketakutan, dan kekecewaan yang mirip sama kita. Itu sebabnya, pas mereka nangis karena cinta yang nggak bisa bersatu atau mimpi yang hancur, rasanya kita juga ikut merasakan penderitaan mereka.

3. Alur yang Dibangun dengan Lambat tapi Penuh Makna

Kalau kamu nonton film Hollywood, biasanya konflik langsung dilempar ke penonton di awal. Filmnya bergerak cepat, banyak kejadian besar, dan sebelum kita benar-benar menyelami perasaan karakternya, filmnya sudah selesai. Drama Korea, di sisi lain, lebih sabar dalam membangun cerita.

Kadang, dalam beberapa episode pertama, kita cuma disuguhin interaksi sehari-hari yang terkesan biasa aja. Tapi justru dari situ, kita mulai mengenal karakter, memahami perasaan mereka, dan secara nggak sadar, kita jadi makin terikat dengan mereka. Pas konflik akhirnya meledak, efeknya jadi lebih terasa dan lebih menyakitkan.

Drama Korea juga punya cara unik dalam menyampaikan emosi. Bukan sekadar lewat dialog panjang, tapi juga melalui hal-hal kecil—tatapan mata yang penuh makna, gerakan tangan yang ragu-ragu, atau bahkan momen diam yang bikin kita ikut merasakan kegundahan mereka. Kadang, satu adegan simpel seperti seseorang yang duduk sendirian di halte bus sambil hujan-hujanan bisa lebih menyayat hati daripada monolog panjang tentang kesedihan.

4. Soundtrack yang Nempel di Hati

Coba deh, dengerin lagu Stay With Me dari Goblin atau My Destiny dari My Love from the Star sekarang. Pasti langsung keinget adegan-adegan menyedihkan dari dramanya, kan? Itu salah satu kehebatan drama Korea—mereka nggak cuma bikin cerita yang kuat, tapi juga didukung soundtrack yang benar-benar nempel di hati.

Lagu-lagu dalam drama Korea dipilih dengan sangat hati-hati supaya benar-benar menyatu dengan ceritanya. Kadang, satu lagu diputar berulang kali di momen-momen emosional, bikin kita secara otomatis mengasosiasikan lagu itu dengan rasa sakit yang dialami karakter. Makanya, meskipun dramanya udah lama selesai, begitu kita dengar lagunya lagi, rasa sedihnya bisa langsung balik seketika.

Film Hollywood juga punya soundtrack yang bagus, tapi jarang ada yang benar-benar melekat di hati seperti OST drama Korea. Musik di film Hollywood lebih sering berfungsi sebagai latar, sementara dalam drama Korea, musik adalah bagian dari ceritanya sendiri.

5. Cinta yang Sering Kali Berakhir Menyedihkan

Kalau dalam film Hollywood, dua orang yang saling mencintai biasanya akan berjuang sampai titik darah penghabisan buat bersama. Mau ada konflik seberat apa pun, pasti ada jalan keluarnya. Tapi dalam drama Korea, cinta nggak selalu bisa dimenangkan.

Sering kali, drama Korea menghadirkan kisah cinta yang penuh dengan pengorbanan dan keterbatasan. Kadang, mereka nggak bisa bersama bukan karena nggak saling mencintai, tapi karena keadaan yang nggak memungkinkan. Bisa karena perbedaan status sosial, keluarga yang menentang, atau bahkan penyakit yang merenggut salah satu dari mereka.

Kita dibuat berharap, dibuat percaya bahwa akhirnya mereka akan bahagia bersama, tapi pada akhirnya takdir berkata lain. Dan di situlah hati kita benar-benar hancur.

Kenapa Drama Korea Bikin Kita Susah Move On?

Drama Korea lebih menghancurkan hati dibandingkan film Hollywood karena mereka membangun hubungan yang lebih dalam dengan penonton, menghadirkan karakter yang relatable, menyampaikan cerita dengan penuh detail dan kesabaran, serta didukung soundtrack yang benar-benar menyatu dengan emosi cerita.

Setelah menonton drama Korea, kita nggak cuma sekadar menikmati ceritanya, tapi juga ikut merasakan perjalanan emosional karakternya. Itulah kenapa, begitu dramanya selesai, kita bisa merasa kosong, seakan kehilangan seseorang yang sangat berarti.

Jadi kalau kamu merasa hampa setelah menonton drama Korea, jangan khawatir—itu tanda bahwa kamu sudah terjebak dalam pesona magisnya. Selamat datang di dunia di mana hati bisa remuk berkeping-keping hanya karena sebuah drama.

Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

About Author

Penulis partikelir pojokan Sleman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW