Kasepuhan

Resep Hidup Tenang: Belajar Stoikisme

“Berjalan tak seperti rencana adalah jalan yang biasa, maka jalan satu-satunya jalani sebaik yang kau bisa” -FSTVLST (Gas!)-

Dalam hidup, tidak semua hal berjalan sesuai apa yang kita inginkan. Terkadang kita juga diterpa dengan hal-hal atau situasi tidak terduga yang membuat kita cemas, sedih, hingga stres. Hal ini sebab akan selalu ada hal-hal yang tidak bisa kita ubah, yakni hal-hal yang berada di luar kendali kita. Hal tersebut menjadi bahasan utama dalam filosofi hidup Stoikisme.

Stoikisme sebagai aliran filsafat yang paling banyak diterima membantu kita untuk dapat mengontrol emosi negatif dan segala hal yang berada pada kendali kita serta mensyukuri apa yang kita miliki saat ini. Stoikisme menekankan pada pengendalian diri, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat kita ubah.

Filosofi hidup stoikisme mengajarkan kita untuk mengubah apa yang bisa kita ubah (dimensi internal) dan menerima keadaan yang tidak bisa kita ubah (dimensi eksternal). Salah satu contoh dari hal yang tidak bisa kita kontrol adalah respon atau tanggapan dari orang lain terhadap diri kita.

Kita tidak bisa memaksa semua orang memiliki penilaian yang positif terhadap kita karena itu berada di luar kendali kita, tetapi kita dapat mengontrol bagaimana reaksi kita atas penilaian dari orang lain terhadap diri kita tersebut. Apakah kita akan menetapkan standar kebahagiaan kita berdasarkan penilaian orang lain atau sesuai standar bahagia versi diri kita.

Stoikisme mengajarkan prinsip-prinsip hidup yang membantu manusia mencapai kebahagiaan sejati. Salah satu prinsip utamanya adalah dichotomy of control (dikotomi kendali), yang mengajarkan kita untuk membedakan antara hal-hal yang berada dalam kendali kita dan yang tidak. Fokuslah pada hal-hal yang dapat diubah, daripada menghabiskan energi pada hal-hal di luar kuasa kita. Selain itu, praktik journaling atau mencatat pengalaman dan keluh kesah setiap hari dapat menjadi cara untuk melepaskan stres, meningkatkan kualitas tidur, dan mengelola kesehatan mental.

Prinsip lain dari Stoikisme adalah praktik kemiskinan, yang mendorong kita untuk membiasakan diri menghadapi situasi tidak nyaman, seperti hidup sederhana, meskipun mampu secara finansial. Hal ini mempersiapkan mental agar lebih tangguh menghadapi perubahan tak terduga. Melihat dengan perspektif luas juga diajarkan agar kita dapat memahami berbagai sudut pandang dan memandang situasi secara lebih holistik, sehingga tidak mudah terjebak pada penilaian sempit.

Stoikisme juga menekankan pada konsep amor fati atau mencintai takdir, di mana kita belajar menerima setiap momen dalam hidup, baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan, sebagai bagian dari perjalanan yang harus dinikmati. Filosofi ini mengingatkan bahwa tidak ada yang abadi, termasuk status, kekayaan, dan kekuasaan. Oleh karena itu, fokuslah menjadi pribadi yang baik dan melakukan hal-hal baik untuk menciptakan dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain. Mengadopsi Stoikisme dapat membuat hidup lebih bermakna dan membantu kita menerima segala takdir dengan lebih lapang.

“Our life is what our thoughts make it.” — Marcus Aurelius

Janu Wisnanto

Janu Wisnanto

About Author

Penulis partikelir pojokan Sleman

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Jangan ketinggalan Update dari kami

    Kami akan mengirimkan anda update terbaru dari Layanglayang Merah.

    LLM @2024. All Rights Reserved. | Developed with love ISW